- Asal Muasal Adat Istiadat
Adat istiadat berasal dari bahasa Arab yang sering kali dikaburkan pengertiannya,banyak orang yang beranggapan bahwa adat itu kebiasaan, tradisi, kebudayaan, dan ada yang beranggapan bahwa adat itu Aminisme. Betapa istilah tersebut diatas memang agak sulit kita bedakan pengertiannya antara yang satu dengan yang lain, namun apabila kita cermati secara seksama ternyata mempunyai pengertian yang berbeda pula.
۞ Adat tidaklah sama dengan kebiasaan.
۞ Adat tidaklah sama dengan tradisi.
۞ Adat tidaklah sama dengan budaya.
۞ ADAT tidaklah sama dengan Animisme.
Adat itu adalah pandangan hidup (kehidupan) karena kalau kita mengutip pendapat CECERO seorang PILSUP berkebangsaan Yunani yang hidup 2000 tahun sebelum masehi mengatakan ’’UBI SOCI ETAS IBI EUS’’ yang artinya dimana ada masyarakat di situ ada adat (pandangan hidup) hal ini ternyata harus kita akui dan membenarkan beberapa pendapat itu, karena adat itu memang mempunyai 3 kegunaan:
- Adat istiadat untuk perdamaian manusia dengan makhluk gaib seperti roh-roh halus, keramat air tanah, segala setan iblis, bahkan dengan Tuhan (Jubata).
- Adat Antunan(Aturan) untuk pedoman dalam hal melakukan semua kegiatan kerjasama manusia.
- Hukum adat untuk memberi sanksi dan perdamaian manusia dengan manusia, manusia dengan setan iblis, bahkan manusia dengan Tuhan(Jubata).
Oleh sebab itu maka pelaksanaannya harus berdasarkan kerukunan, kepatuhan dan keselarasan untuk menuju perdamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan bersama, untuk menyadarkan manusia tentang tujuan, makna, dan arti hidup. Mana kala kita berbicara tentang adat secara krolologis kita juga harus bermula dari tentang adanya masyarakat. Seperti cerita Nek Balungkur karena ia sakit hati kepada Jubata berladang tidak mendapatkan padi, maka ia sendiri memutuskan untuk mengembara mau mencari Jubata, ia ingin marah kepada Jubata, tetapi ditengah pengembaraannya Nek Balungkur bertemu dengan seorang tua yang pekerjaannya sama seperti Nek Balungkur, dan orang tua itu menyarankan agar NEK Balungkur bermalam dan menginap dirumahnya untuk belajar adat istiadat bahuma batahunt karena ingin tahu adat bahuma batahunt, Nek Balungkur memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan menginap di rumah orang tua itu, sambil bertanya tentang bagaimana caranya adat bahuma batahunt, oleh orang tua itu besok harinya Nek Balungkur diajak bersama-sama keladang untuk membuat perlengkapan adat baremah nabo! uma, setelah nabo! Uma,dan atas saran orang tua itu, Nek Balungkur membatal kan niatnya untuk menemui Jubata dan iapun pulang kerumahnya, sesampai dirumahnya ternyata istri Nek Balungkur cerita tentang kehilangan ayam, telur dan lain-lain, lalu Nek Balungkur memutuskan untuk pergi keladang ternyata ladang-ladang yang dilaksanakan adat nabo!uma adalah kepunyaan Nek Balungkur sendiri, akhirnya Nek balungkur menyadari orang yang bertemu dengannya itu adalah Jubata yang sedang ia cari.
Kemudian ia tetap melaksanakan adat Nabo! Uma pada setiap musim sesuai dengan apa yang pernah ia terima sarat bahuma batahutn dari orang tua itu, dan hasil panennya melimpah ruah, tentu saja masyarakat sekitarnya heran melihat perkembangan hidup Nek Balungkur dari sesoran yang miskin menjadi karya sugih, maka masyarakat pun menirudab belajar untuk mengikuti kegiatan upacara kegiatan nabo!uma dan telah menjadi kebiasaaan sejak zamannya anak cucu bahkan sampai sekarang, upcara adat nabo! Uma tetap dipertahankan keberadaanya dan ini disebut adat istiadat bahuma batahutn
Dari cerita Nek Balungkur di atas tadi,ternyata adat itu adalah kehidupan (pandangan hidup) apa lagi waktu melakukan upcara dilengkapi dengan segala persembahan dan kurban yang di sajikan begitu lengkap dan tepat yang di persiapkn begitu indahseperti bambu yang di raut dengan rapi yang di sebut PABAYAO mempunyai nilai seni dan budaya snhinga nampak indah dan menarik di sertai pula penyampaian Doa PNYANGAHANT bahasa yang di lantumkan begitu lanjar tampa teks ini sangat patut dan pantas sebagai sarana untuk memohon berkat dan rejeki serta besyukur kepada jubata Nek Pajaji ( Tuhan) kerna adat itu mengandung nilai sakral. Kebiasaan yang telah mentradisi disana sini mempunyai nilai yang positif dan ini berdasarkan krolologis terjadinya adat itu merupakan pandangan hidup (kehidupan) bagi/masyarakat yang pertama mendiami bumi nin. Maka adat itu adalah bawaan bukan pemberian.
0 komentar:
Posting Komentar