JENIS-JENIS ADAT ISTIADAT
Sesuai dengan makna hakekatnya, adat dapat dibagi 2 kelompok yaitu adat kebiasaan dan adat antunan. Adat kepercayaan ialah adat yang dalam implementasinya mengandung unsure religi yang bersifat sacral sedangkan adat kebiasaan ialah adat yang dilakukan semata-mata dasar kebiasaan.
Adat kepercayaan terdiri dari (Ka’ kaidupatn) :



a. Adat Ka’ kaidupatn
Dari sekian banyak yang tergolong adat ka’ kaidupatn diantaranya adalah :
1. Adat Ngaladakng Buntikng
Adat Ngaladakng Buntikng buasanya dilakukan terhadap buntikng manusia dan buntikng padi. Tetapi yang dimaksud disini adalah Buntikng manusia, atau ngaladakng buntikng manusia
Ngaladakng buntikng dilakukan hanya terjadi perempuan hamil yang pertama biasanya setelah hamilnya berjalan sekitar 3 bulan. Ngaladakng buntikng dimaksudkan untuk keselamatan ibu dan anak pada saat melahirkan nanti. Karena artinya kata ngaladakng ini membersihkan atau menyiangi, jadi seolah-olah buntikng itu sudah dibersihkan , sudah steril dari pada segala gangguan/hambatan apapun dan ia dapat melahirkan dengan selamat
2. Adat Batalah
Usia kandungan biasanya 9 bulan sepuluh hari atau kadang-kadang 7 bulan sepuluh hari. Diluar kebiasaan ini, kandungan itu dianggap kurang sempurna, sehingga kadang kala berakibat kepada keadaan fisik anak.
Pada saat melahirkan . didepan rumah disebelah kiri/kanan tangga, dipasang tanda melahirkan. Jika anak laki-laki maka tanda dipasang disebelah kanan tangga dan apabila perempuan dipasang disebelah kri tangga. Tembuninya ditanam (dikuburkan) didalam tempurung kelapa yang tertutup juga dengan tempurung kelapa disekitar rumah atau dekat tanah tersebut. Dengan demikian orang dapat mengetahui bahwa dirumah tersebut ada orang yang baru melahirkan dan bahkan dapat diketahui jenis kelaminnya. Tujuh hari setelah melahirkan diadakan upacara adat batalah yaitu untuk memberikan sebuah nama kepada si anak, sekaligus pada hari itu juga ia telah dibolehkan keluar rumah. Karena selama ia belum batalah, selama itu pula si ibu tidak boleh keluar rumah, saat-saat ITU SI IBU DINYATAKAN DALAM KEADAAN BARUMUKNG.
Jika dalam keadaan terpaksa karena disebabkan sesuatu hal, mungkin belum punya persiapan, terpaksa masa barumukngnya harus diperpanjang. Si ibu boleh keluar rumah dengan didahului dengan adat pengarus baras banyu supaya tidak jukat dsb.
Batalah biasanya dilakukan dengan persembahan ayam saja, tetapi ada pula sementara orang yang memakai persembahan babi (batalah man manok atau batalah man jalu). Tetapi kedua-duanya tidak mengurangi arti hanya sesuai kebiasaan yang diikuti oleh keturunan dalam keluarga mereka.
3. Bapacar
Bapacar adalah suatu bentuk tanpa dibarengi dengan upacara adat. Bapacar biasanya dilakukan oleh perempuan pada saat ia telah mulai menginjak usia dewasa, biasanya setelah ia terkena canar kain dating kotor ( haid)
Pada adalah nama sejenis tanaman dimana daunnya dapat memberikan warna merah pada kuku sehingga berpacar artinya member warna kepada kuku oleh anak perempuan yang baru menginjak usia dewasa.
4. Babalak ( basunat)
Seorang laki-laki yang telah menginjak usia dewasa wajib disunat, sebagai tanda bahwa ia sudah dewasa. Apabila sunat dilaksanakan terhadap dua orang kakak-beradik, maka mereka harus menambah 1 orang lagi dari anam orang lain sebagai “ngantarai” kakak-beradik tersebut. Upacara babalak biasanya dilaksanakan bertepatan dengan raoh tahutn, yaitu suatu upacara adat ngelapasatn tahutn seseorang keluarga yang bersangkutan. Itulah disebut roah ka’ balak dan roah ka’ tahutn. Kalau memang tidak ada tahutn yang dilapasatn, babalak tetap dapat dilaksanakan yang disebut roah balak.
5. Adat Gawe
Pengertian gawe hamper sama dengan roah. Hanya gawe banyak cakupannya dari pada roah, misalnya orang bisa menyebutkan gawe totokng atau gawe pangka’ tetapi kurang tepat jika orang bisa menyebutkan roah totokng atau roah pangka’. Tetapi kadangkala pengertiannya sama seperti gawe tahutn (ngalapasatn tahutn) ada pula menyebutnya roah tahutn.
Dengan demikian gawe lebih besar daripada roah, adalah merupakan bagian dari pada gawe. Gawe dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
1. Gawe Ngapet
2. Gawe dua laki bini :
a. Ngalajuk
b. Ngalame
c. Najur
3. Kalangkeng :
a. Bula ( hanya pakai ayam)
b. Spet (pakai Jalu)
c. Sinopo (pakai jalu 2 ekor)
d. Tukukng (pakai jalu 2-4 ekor)
Semua gawe ngalanjk, ngalame’, najur dang awe (kalekng) bila dilakukan sebelum mereka punya anak. Tetapi kalekng sapet, kalekng sinopo sebelum mereka beranak 2. Setelah beranak 3 keatas semuanya pada dasarnya adalah termasuk gawe dua laki bini.
Perbedaan antara roah dang awe adalah :
Roah : acara dimulai dengan ka’ panyugu maba urakng tuha, ba[alantar dan langsung ditaruh diatas papangokng. Paginya dibuat pabanihan ditengah sami’ dan ditengah bilik. Isi pabanihan itu : beras sunguh 1 pahar, beras poe’ panangaretatb dll.
Sedangkan gawe biasanya jadi, tanpa harus bapabanihan dan ka’panyugu terkebih dahulu. Ada dua jenis roah yaitu roah roah matahatn dan roah babah. Roah matahatn ialah roah seperti yang telah dijelaskan diatas diahului ka’ panyugu ngago’ urakng tuha, berpangokng dan bapabanihan dan persembahannya dengan babi, sedangkan roah babah ialah roah tanpa ka’ payugu, papangokng, dan pabanihan dan persembahannya cukup hanya dengan ayamj saja. Contoh roah babah misalnya makan nasi setelah diperam (ditumpuk) tuaiannya selama 3 hari atau beberapa hari dan upacara atau persembahan cukup dengan ayam beberapa ekor saja.
6. Ngalapasatn Singsangi atau Ngalapasatn Molot
Singsangi ialah suatu permohonan doa kepada Jubat yang disertai janji doa itu terkabul akan diadakan persembahan kurban berupa ayam ataupun babi, tergantung dari pernyataan singsanginya. Misalnya : kalau (panen saya berhasil/namu padi – kalau istri saya melahirkan dengan selamat- dsb). Aku basingsangi munuh jalu atau munuh manok. Dll. Singsangi adalah suatu janji kepada jubata yang harus dilaksanakan yang disebut ngalapastn molot, sebab apabila tidak dilaksanakan mereka menanggung sanksi psykologis , akan tertimpa suatu petaka. Singsangi boleh dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang seperti misalnya satu kampong. Basingsangi tentang keselamatan ataupun hasil panen.
7. Adat mendidikan rumah (Batumuk)
Mendidikan rumahpun harus ada adatnya yang disebut adat batumuk. Sipaua rumah yang didirikan itu nantinya dapat membawa keberuntungan/rejeki, membawa kesejukan, penghuninya tidak sakit-sakitan dan lain-lain.
8. Adat ngangkat Arakng
Adat Ngangkat arakng dilaksanakan setelah 3 hari kebakaran maksudnya supaya setan/ iblis jangan lagi menganggu dan segala harta yang ludes terbakar, kembali berlipat ganda.
9. Adat Babalak
Gawe babalak di tampingan ka’ dango jadi hal ini dapat dilakukan apabila sudah melakukan gawe dua laki bini.
1 komentar:
kalok gawe nangket ada kek inak... bang
Posting Komentar